Posts

Showing posts from 2014

Gegara Cosmos

The seeker after truth is not one who studies the writings of the ancients and, following his natural disposition, puts his trust in them, but rather the one who suspects his faith in them and questions what he gathers from them, the one who submits to argument and demonstration and not the sayings of human beings whose nature is fraught with all kinds of imperfection and deficiency. Thus the duty of the man who investigates the writings of scientists, if learning the truth is his goal, is to make himself an enemy of all that he reads, and, applying his mind to the core and margins of of its content, attack it from every side. He should also suspect himself as he performs his critical examination of it, so that he may avoid falling into either prejudice or leniency. -Ibnu Haitham (965-1039)-

so many special people change

why many special people change?

Utopia

Saya tinggal di dunia, bukan di surga. Bagi saya bumi memang indah bagai nirwana, namun kita, manusia, sering sukses membuatnya jadi neraka. Hari pertama manusia dilahirkan di dunia ini adalah hari pertama kita membuat kerusakan. Wajar Soe Hok Gie bilang kalau nasib terbaik adalah tidak dilahirkan. Kita ini makhluk paling tidak mandiri yang perlu begitu begitu banyak penyokong tidak ramah lingkungan untuk hidup. Saya harus bikin polusi luar biasa dari pembakaran batubara, hanya untuk menyalakan lampu. Saya harus mengotori air dengan berbagai jenis sabun untuk membuat piring, baju dan badan saya wangi. Rata-rata saya bikin 2 liter sampah sehari. Saya perlu tambang untuk merangkai TV, komputer dan handphone saya. Dan masih banyak lagi dan lagi. Makin rumit hidup kita, makin hancur juga alam ini. Manusia adalah makhluk yang paling tidak eco-friendly . Dan istilah save the earth atau kata-kata penyelamatan bumi lain adalah pernyataan yang lucu sekali. Tidak ada penyelamatan, yang ad

Alasan Pertama Untuk Belajar Masak

Image
Sebagian keluarga saya berasal dari Surakarta, yang di tahun 70-an ngungsi ke Boyolali. Setiap tahunnya saya beberapa kali pulang kampung dan tentunya akan jalan-jalan di sekitar Solo. Tapi anehnya saya gak tahu restoran atau warung makan yang menjual makanan khas Solo. Seumur-umur liburan pulang kampung, saya nyaris tidak pernah makan makanan tradisional di luar rumah. Mungkin seperti teman saya di Makassar yang pernah saya tanya di mana Palu Butung paling enak, dia jawab di rumah. Emang sih makanan paling enak itu mungkin adanya di rumah. Seperti dulu pernah ada kerjaan bareng kelinci, tinggal di rumah orang Madura, makanannya edun pisaaan. Buat apa jajan di luar kalau di rumah bisa dapat yang lebih enak. Nasi Liwet, Selat, Setup Makroni, Timlo bisa dimasak enak oleh Mbah atau Ibu saya di rumah. Sekarang Mbah saya sudah nggak ada. Itu bikin saya mikir, apa ntar resep makanannya bisa punah di tangan saya? Seperti yang pernah terjadi pada satu resep makanan dari Ibunya Bapak di P