Kakamaran
Bagi beberapa teman saya, toilet adalah tempat terbaik untuk berkontemplasi ria. Tapi bagi saya, lokasi menarik justru ada di kamar. Tempat saya berbagi segalanya, kecuali uang tentunya. Menyoroti kamar tentu tidak bisa lepas dari peran kasur yang begitu mulia. Kalau sedih diputus pacar, langsung saja nyungsep ke kasur seperti adegan film '80-an. Di mana lagi bisa segaring itu kalo bukan di kasur? Di mana lagi bisa berbuat yang gila-gila kalo bukan di kamar? Janganlah anda khawatir akan ketahuan karena kasur dan kamar adalah penjaga rahasia terbaik. Itulah sebabnya kamar jadi begitu istimewa bagi saya. Hingga suatu hari atap kamar saya bocor. Air matanya menetes satu-satu dari plafon. Saya sedih sekali. Eugene, sahabat saya, terus mengingatkan kalau itu air hujan, bukan air mata. Tapi saya keukeuh. Dia tidak mengerti kalau air mata kamar saya adalah pertanda. Dia tidak tahu kalau peristiwa itu membuat kepala saya terus-menerus memutar sebuah film karya Neil Jordan berjudul We...