Loncat-Loncat
Saya sempat berpikir untuk mengganti tanda tangan. Mau tau kenapa? Saya akan ceritakan kejadiannya dengan peristiwa yang tidak persis sama. Maksudnya supaya terasa fenomenal dan kesannya hidup saya tidak terlalu cupu. Jadi maaf kalau ada pihak yang kurang berkenan karena lagi-lagi saya membual. Begini ceritanya... Hari itu cuaca agak mendung di Ibukota. Saya sedang asyik menggigit gorengan yang masih mengebul asapnya. Polusi udara Jakarta terasa segar, suasana begitu nyaman. Tiba-tiba seorang Bapak muncul dari sela-sela sebuah gerobak sampah. Dia menunjukkan selembar kertas dan bertanya, "Tanda tangan siapa ini?" Kontan saya berhenti mengunyah karena sadar bahwa itu tanda tangan saya. Saya teriak, "Punya saya," saya jawab sambil memuncratkan tahu isi yang kebetulan masih memenuhi mulut saya. Lalu Bapak itu bilang, "Hidup kamu terlalu seenak udel. Itu tidak baik, apalagi kamu perempuan." Buset tuh orang, hari gini masih bicara soal "perempuan"...