Posts

Showing posts from 2006

Kakamaran

Image
 Bagi beberapa teman saya, toilet adalah tempat terbaik untuk berkontemplasi ria. Tapi bagi saya, lokasi menarik justru ada di kamar. Tempat saya berbagi segalanya, kecuali uang tentunya. Menyoroti kamar tentu tidak bisa lepas dari peran kasur yang begitu mulia. Kalau sedih diputus pacar, langsung saja nyungsep ke kasur seperti adegan film '80-an. Di mana lagi bisa segaring itu kalo bukan di kasur? Di mana lagi bisa berbuat yang gila-gila kalo bukan di kamar? Janganlah anda khawatir akan ketahuan karena kasur dan kamar adalah penjaga rahasia terbaik. Itulah sebabnya kamar jadi begitu istimewa bagi saya. Hingga suatu hari atap kamar saya bocor. Air matanya menetes satu-satu dari plafon. Saya sedih sekali. Eugene, sahabat saya, terus mengingatkan kalau itu air hujan, bukan air mata. Tapi saya keukeuh. Dia tidak mengerti kalau air mata kamar saya adalah pertanda. Dia tidak tahu kalau peristiwa itu membuat kepala saya terus-menerus memutar sebuah film karya Neil Jordan berjudul We...
Image
ingin tidur sambil mendengar catatonia meracau... Words plain with lullaby refrain So sweet, sleep, enjoy the time you keep And if you call, I will follow after all, So sweet, calm will keep us safe from harm. Everything is beautiful, everything is beautiful and nothing hurts -nothing hurts, catatonia-

Jalan-Jalan Di Rumah

Kenapa ya, kita tidak membedakan kata HOME dan HOUSE? Dalam bahasa Indonesia kita cuma punya satu: RUMAH. Katanya orang-orang tua sih, "bahasa menunjukan bangsa". Jadi saya pikir, Apa orang Indonesia tidak punya kebutuhan untuk memisahkan kedua hal tadi ya? Kalau mau ditilik-tilik secara bahasa (ceuk saya nu bodo ieu mah) HOUSE berarti bangunan fisik sedangkan HOME adalah perasaan pulang. Kalau kedua kata tadi disatukan dalam RUMAH, berarti saya terpaksa (atau dipaksa) menganggap RUMAH sebagai tempat pulang; tempat perasaan saya disimpan baik-baik. Dan kalau saya gagal punya perasaan itu, I'm in a big trouble. Mungkin itu alasan orang seperti saya bahagia ketika jalan-jalan. Bukan jalan-jalan a la Discovery Travel and Living lho... Tapi semua jenis jalan-jalan sekampungan apapun. Saya ingat bahagianya saya ketika jalan-jalan, naik ojeg sepeda di Stasiun Kota, bersama si Maemunah. Kami ketawa kegirangan sepanjang jalan, sampai celana Maemunah robek dilempar orang lewat...

Sunyi, Sepi, Sendiri

The whole conviction of my life rests upon the belief that loneliness is the central and inevitable fact of human existance - God's Lonely Man, Thomas Wolfe - Kesendirian disebut-sebut sebagai eksistensi puncak manusia. Iya gitu? Saya jadi ingat seorang teman lama, sebut saja namanya Dudu. Teman saya itu hanya anak biasa di sekolah, tidak ada yang istimewa. Tampang biasa banget. Olah raga gak bisa. Musik boro-boro. Otak, lumayan. Maksudnya lumayan bodo. Bagi guru-guru, Dudu ini remaja yang masa depannya buram dan minim harapan. Namun meskipun Dudu biasanya keterlaluan, dia ini banyak teman. Maklum orangnya ramah, rada bodor garing dan sedikit tidak tahu malu. Sampai pada suatu sabtu yang cerah di bulan Februari, seorang murid baru datang dari kota, namanya Debo. Dan Dudu pun jatuh cinta. Dudu bilang, "She's the one. Ilusi yang saya impikan tiap tidur siang." Berhubung jatuh cinta, Dudu mulai cari jalan untuk mendapatkan perhatian Debo. Ternyata Debo suka cowo...
Hari ini saya mulai Mulai apa? Besok-besok saja kalau begitu Tunggu ya! "Mendadak Dangdut", tolong ceriakan hidupku esok hari