Suffer Lover

Saya tidak tahu apa passion hidup saya dan entah kenapa saya tidak terlalu percaya kalau orang dituntut hanya punya satu passion.

Kalau passion disederhanakan dengan pertanyaan: apa yang akan kamu lakukan kalau kamu punya uang yang tidak terbatas? Maka saya akan jawab: saya akan bikin sesuatu untuk pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang setara (bukan sama) untuk semua orang Indonesia, siapa pun dia, di mana pun dia.

Tapi apa saya menganggap itu passion? Saya pikir saya akan jawab, kayaknya nggak juga.
Karena kalau keadaan di negara ini cukup adil, mungkin saya akan memberikan jawaban yang lain untuk pertanyaan yang sama. Apalagi saya juga suka banyak hal lain dalam kahirupan ini.

Tapi eniwey... Coba kita anggap apapun jawaban atas pertanyaan di atas sebagai passion saya. Berarti itulah bidang yang sekarang ini sedang saya kejar. Kenyataannya tidak, saya belok jauh sekali. Saya bahkan tidak tahu cara untuk mendekatinya (atau malahan tidak mau tahu?). Bagi saya menjalankan hidup dengan harus mengejar-ngejar passion rasanya pasti berat. Tanpa itu pun hidup sudah cukup berat dan melelahkan. 

Yang jadi kegalauan saya adalah... saya tetap merasa ada yang tidak adil di sana, tapi saya bingung harus melangkah dari mana. Seorang teman satu kontrakan pernah bilang ke saya, kalau saya mau bikin semua perubahan itu, saya harus kaya. Susah melakukan apapun kalau urusan bertahan hidup saja masih gak jelas. Nah, untuk urusan yang itu saya lebih bingung lagi. Kebetulan tawaran pekerjaan yang datang dalam hidup saya ya segitu aja. Saya juga masih bingung cara menjadi mapan tanpa jadi monster.

Di luar semua keribetan itu...
Saya masih menjalani hidup yang sama dengan apa yang saya lakukan beberapa tahun yang lalu. Masih begini-begini saja. Tapi sekarang saya jalani semua dengan pikiran yang sangat berbeda sejak kelinci datang melompat ke rumah saya.

Pelajaran terbesar adalah: hidup itu tidak boleh kompleks.

Manusia itu beda-beda, banyak yang punya kisah masa lalu yang complicated, tapi semua orang bisa punya masa kini dan masa depan yang sederhana. Lakukan sebatas yang saya bisa. Boleh sekuat tenaga tapi tetep di batas yang saya bisa. Lalu percaya kalau hidup untuk dijalani bukan untuk direnungi, seperti nasihat Sabar Gorky yang saya dengar di televisi. Sederhana.

Semua gara-gara kelinci...
Kelinci... udah setahun kita :D

Jadi inget lagu yang pernah aku kasih ke kamu untuk sok-sokan berusaha menjelaskan keribetan kepalaku.



happy wedding anniversary sayang...
(meskipun tulisannya telat karena kita terpaksa dipaksa camping)


I'm not looking for an easy ride
True happiness cannot be tried
So easily
-goodnight lovers, depeche mode-

Comments

rani said…
ihiy... selamat anniversary sali-kelinci. langgeng jayalah adanya :)

Popular posts from this blog

Di Ranjang Kita Mati

Tragedi Putar

Demi Mimpi