Utopia
Saya tinggal di dunia, bukan di surga. Bagi saya bumi memang indah bagai nirwana, namun kita, manusia, sering sukses membuatnya jadi neraka.
Hari pertama manusia dilahirkan di dunia ini adalah hari pertama kita membuat kerusakan. Wajar Soe Hok Gie bilang kalau nasib terbaik adalah tidak dilahirkan.
Kita ini makhluk paling tidak mandiri yang perlu begitu begitu banyak penyokong tidak ramah lingkungan untuk hidup. Saya harus bikin polusi luar biasa dari pembakaran batubara, hanya untuk menyalakan lampu. Saya harus mengotori air dengan berbagai jenis sabun untuk membuat piring, baju dan badan saya wangi. Rata-rata saya bikin 2 liter sampah sehari. Saya perlu tambang untuk merangkai TV, komputer dan handphone saya. Dan masih banyak lagi dan lagi. Makin rumit hidup kita, makin hancur juga alam ini.
Manusia adalah makhluk yang paling tidak eco-friendly. Dan istilah save the earth atau kata-kata penyelamatan bumi lain adalah pernyataan yang lucu sekali. Tidak ada penyelamatan, yang ada adalah upaya mengurangi kesalahan.
Lalu saya harus gimana ya?
Saya pernah dengar dari Michio Kaku, katanya menurut skala Kardashev saat ini peradaban manusia masih berada di tingkat 0. Sudah hampir menuju I, tapi tetep aja masih 0. Pada peradaban tipe 0 inilah kita masih perlu mengeksploitasi bahan bakar fosil. Mungkin pada peradaban yang lebih maju tidak perlu lagi. Bisa jadi banyak hal bisa jadi lebih baik di masa depan nanti.
Dari dulu sampai detik ini, saya memang percaya kalau banyak peneliti di luar sana berusaha sekuat napasnya untuk mencipatakan inovasi, supaya kita bisa jadi makhluk yang lebih baik. Saya juga tahu kalau mereka memilih tinggal di negara seperti Indonesia, maka kerja mereka sama sekali tidak mudah. Berkorban energi dan emosi.
Saya tidak punya kecerdasan dan tenaga seperti para peneliti ini. Tapi saya pengen ikut berusaha mengurangi kesalahan. Saya bisa apa ya?
Ignorance is not bliss.
Tuhan tolong sekali, saya perlu bantuan-Mu...
Siapa tahu suatu hari nanti kita bisa berhenti buat bencana.
Hey, Hey, I saved the world today
Everybody's happy now
The bad thing's gone away
And everybody's happy now
The good thing's here to stay
Please let it stay
-I saved the world today, eurythmics-
Hari pertama manusia dilahirkan di dunia ini adalah hari pertama kita membuat kerusakan. Wajar Soe Hok Gie bilang kalau nasib terbaik adalah tidak dilahirkan.
Kita ini makhluk paling tidak mandiri yang perlu begitu begitu banyak penyokong tidak ramah lingkungan untuk hidup. Saya harus bikin polusi luar biasa dari pembakaran batubara, hanya untuk menyalakan lampu. Saya harus mengotori air dengan berbagai jenis sabun untuk membuat piring, baju dan badan saya wangi. Rata-rata saya bikin 2 liter sampah sehari. Saya perlu tambang untuk merangkai TV, komputer dan handphone saya. Dan masih banyak lagi dan lagi. Makin rumit hidup kita, makin hancur juga alam ini.
Manusia adalah makhluk yang paling tidak eco-friendly. Dan istilah save the earth atau kata-kata penyelamatan bumi lain adalah pernyataan yang lucu sekali. Tidak ada penyelamatan, yang ada adalah upaya mengurangi kesalahan.
Lalu saya harus gimana ya?
Saya pernah dengar dari Michio Kaku, katanya menurut skala Kardashev saat ini peradaban manusia masih berada di tingkat 0. Sudah hampir menuju I, tapi tetep aja masih 0. Pada peradaban tipe 0 inilah kita masih perlu mengeksploitasi bahan bakar fosil. Mungkin pada peradaban yang lebih maju tidak perlu lagi. Bisa jadi banyak hal bisa jadi lebih baik di masa depan nanti.
Dari dulu sampai detik ini, saya memang percaya kalau banyak peneliti di luar sana berusaha sekuat napasnya untuk mencipatakan inovasi, supaya kita bisa jadi makhluk yang lebih baik. Saya juga tahu kalau mereka memilih tinggal di negara seperti Indonesia, maka kerja mereka sama sekali tidak mudah. Berkorban energi dan emosi.
Saya tidak punya kecerdasan dan tenaga seperti para peneliti ini. Tapi saya pengen ikut berusaha mengurangi kesalahan. Saya bisa apa ya?
Ignorance is not bliss.
Tuhan tolong sekali, saya perlu bantuan-Mu...
Siapa tahu suatu hari nanti kita bisa berhenti buat bencana.
Hey, Hey, I saved the world today
Everybody's happy now
The bad thing's gone away
And everybody's happy now
The good thing's here to stay
Please let it stay
-I saved the world today, eurythmics-
Comments